Sunday, April 02, 2006

@ 016 : Bule Indonesia

Dalam pengertian sederhana ekonomi adalah berkorban seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan pengorbanan yang kecil pelaku ekonomi dituntut untuk mencapai hasil yang besar. Akibatnya, banyak materi yang didistorsi sehingga nilai sesuatu itu menjadi absurd.

Pakaian tidak hanya berguna untuk melindungi tubuh tetapi juga sebagai bentuk penggambaran strata sosial. Kalau mau dianggap kaya maka celana harus levis, ngopinya di starbucks, makannya pizza dan musiknya barat.

Anehnya, kita menerima ini semua sebagai kebenaran. Orang yang suka lagu dangdut dianggap pinggiran, udik dan kampungan. Makan di warteg itu orang susah dan miskin.

Sekulerisme sudah berkembang dari tiap sudut, kukunya tajam mengoyak moral menimbulkan kesadaran yang dibangun diatas ketidaksadaran. Materi menjadi tolok ukur kesuksesan. Si miskin berfantasi jadi kaya sedangkan si kaya acuh tak acuh kepada si miskin. Hmmm, dunia memang sudah keblinger.

Tanpa berpikir kritis maka jangan heran jika orang indonesia tapi makannya pizza, kopinya starbucks, celana levis, musiknya barat cuma bahasa saja yang masih indonesia itupun sudah semi2 english ;p.

Jangan heran juga jika ada orang yang mencoba medobrak itu semua malah dianggap aneh dan gila...

--= pertahankan kebudayaan nenek moyang =--

(c) dps

1 comment:

Anonymous said...

jalan jaksa bos...tempat bule, kemaren sepi sekali