Sunday, December 10, 2006

@ 029 : Pendekar Sastra Pergi

Kemarin Sabtu, 29 April 2006 saya ke Gramedia Mataraman, ingin membeli buku yang ditulis Pramoedya, buku apa saja. Saya hampiri komputer pencari terus ketik kata kunci Pramoedya pada bagian pengarang. Monitor segera menampilkan informasi yang saya butuhkan, masih segar di kepala, rak 4001 disitulah buku Pramoedya diletakkan.

Ada beberapa buku yang menutupi buku Pramoedya di rak tersebut. Saya ambil buku-buku itu dan saya letakkan di rak bawah. Harapan saya, biar bukunya Pramoedya terlihat lalu ada orang yang membelinya. Karena menurut saya, buku Pramoedya itu mengajak kita menyelami masalah dari perspektif lain. Cerita yang disampaikannya lugas dan alurnya enak untuk diikuti, membacanya tidak capek dan penuh wawasan baru. Satu buku yang menarik saya malam itu adalah Jalan Raya Pos, Jalan Daendels.

Di bagian belakang buku tersebut tertulis "Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain". Hal ini mengingatkan saya kepada tulisan Soekarno "een natie van koelis en een koeli van naties" bangsa yang terdiri atas kuli dan menjadi kuli di antara bangsa-bangsa. Apakah Pramoedya terinspirasi oleh Soekarno ? setahu saya memang beliau mengaguminya.

Hari ini Minggu, 30 April 2006 pukul 12:00 di buletin siang saya mendengar bahwa Pramoedya telah pergi untuk selamanya, setengah tak percaya rasanya, kaget. Pramoedya adalah salah satu penulis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, mungkin juga dunia. Berbagai penghargaan internasional pernah beliau dapat, bahkan pernah dinominasikan sebagai pemenang nobel dalam bidang sastra.

Pramoedya adalah orang yang dibesarkan oleh zaman, apakah putaran zaman akan melahirkan kembali orang besar seperti beliau, entahlah.

Hari ini Indonesia telah kehilangan penulis terbaiknya, mungkin juga dunia. Selamat jalan sang maestro...

(c) dps ~
Kemayoran - Jakarta, 30 April - 13:30

No comments: